Cuaca mendung pertanda langit akan menurunkan
hujan. Seorang gadis anggun dan cantik berjilbab merah muda sedang duduk
sendirian di halte menunggu taksi. Gadis itu tampak pucat dan kelelahan
tubuhnya tak sanggup lagi menahan rasa letih. Tak lama berselang datanglah
taksi, gadis itu mengerjapkan matanya yang silau tersorot lampu taksi.Dia
menaiki taksi menuju kerumah,”Pak tolong antarkan saya ke jalan melati no 5 ya”,
“baik mbak” jawab pak sopir taksi yang sudah cukup tua dan berkepala botak.
Saat perjalanan menuju rumah hujan mulai turun membasahi jalan raya. Gadis
manis nan jelita ini bernama Zahrana, didalam perjalanan dia berdo’a kepada
Allah swt sebagaimana yang dianjurkan oleh rasulullah hendaklah kita berdoa di
waktu hujan turun sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah
swt. Dalam hati Zahrana berdoa ”Allahumma shoyyiban nafi’an” Ya Allah
turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.
Saat sampai dirumah setelah hari yang
melelahkan, sore hari itu di depan rumah tampak seorang wanita tua sedang
menunggu kedatangannya. Wanita tua itu adalah ibu kandungnya yang sekarang
berusia 60 tahun. “Kenapa pulangnya lama sekali”? Tanya sang ibu, “maaf bu tadi
di sekolah ada rapat penting yang harus segera diselesaikan jadi tadi zahra
pulangnya terlambat” jawab gadis itu, “ya sudah cepat masuk nanti masuk angin,”
kata sang ibu. Zahrana adalah nama gadis itu, dia segera masuk kedalam rumah.
Ibunya selalu sendirian dirumah semenjak ayah nya meninggal setahun yang lalu.
Gadis cantik ini bekerja sebagai seorang guru yang mengajar di salah satu
sekolah favorit yang ada di Sumatera Barat SMAN 1 Padang.
Gadis ini berusia 29 tahun tetapi belum juga
kunjung menikah. Tuntutan keluarga untuk segera menikah yang tak hanya satu dua
kali terdengar sering menjadi masalah bagi gadis yang berparas anggun ini.
Malam hari di meja makan mulai menyantap hidangan restoran ala masakan ibu.
Dirumah yang megah itu hanya di huni oleh ibu dan anak. Sudah banyak pemuda
yang datang melamar namun tak ada satupun yang mampu menakhlukan hatinya.
Akhirnya suatu hari
datang seorang pemuda yang datang melamarnya. Pemuda itu bernama Zulkifli. Dia
adalah seorang pemuda yang bertakwa dan berpendidikan tapi hidupnya masih
sederhana jauh dari kemewahan. Setelah berpikir dan berumbuk selama tiga hari
dan melakukan sholat istikharah. Keputusan dengan orangtua adalah menerima
lamaran dari sang pemuda berwajah tampan yang memiliki akhlak mulia tersebut.
Walaupun sebagai wanita cantik dan kaya namun zahrana tidak melihat pemuda itu
hanya dari kekayaannya saja karena harta bukanlah satu-satunyapenilaian dalam
memilih pasangan hidup. Azan maghrib telah berkumandang mari sama-sama
melangkahkan kaki menuju mesjid “ajak ibunya”. Selesai berwudhu zahrana dan
ibunya segera melaksanakan ibadah sholat maghrib.
***
Hari pernikahan pun tiba,
peristiwa bersejarah yang sangat dinanti-nantikan oleh Zahrana selama ini.
Tampak raut wajah yang berbahagia tengah dirasakan pengantin baru oleh Zahrana
dan Zulkifli. Ribuan ucapan do’a dan selamat diberikan para tamu yang
menghadiri pernikahan mereka. Pernikahan merekapun berlansung lancar dan cukup
meriah.
Zahrana dan zulkifli memulai kehidupan mereka yang baru dengan cara
yang sederhana. Zahrana tetap bekerja sebagai kepala sekolah dan zulkifli
bekerja sebagai pedagang buah di pasar tradisonal yang ada di kota Padang.
Zahrana adalah istri yang sangat taat kepada suaminya meskipun Zulkifli hanya
seorang pedagang buah yang hartanya tidak begitu besar namun zahrana tetap
menicintainya denga sepenuh hati, karena dia menganggap suaminya adalah seorang
pemimpin dalam rumah tangga yang kelak akan membimbingnya menuju syurga.
Pernah suatu hari Zulkifli terlibat masalah dengan pedagang buah
lain di pasar. Dia difitnah menjual buah yang sudah busuk kepada pembeli