Senin, 25 Januari 2016

cerpen islami belum selesai

  Cuaca mendung pertanda langit akan menurunkan hujan. Seorang gadis anggun dan cantik berjilbab merah muda sedang duduk sendirian di halte menunggu taksi. Gadis itu tampak pucat dan kelelahan tubuhnya tak sanggup lagi menahan rasa letih. Tak lama berselang datanglah taksi, gadis itu mengerjapkan matanya yang silau tersorot lampu taksi.Dia menaiki taksi menuju kerumah,”Pak tolong antarkan saya ke jalan melati no 5 ya”, “baik mbak” jawab pak sopir taksi yang sudah cukup tua dan berkepala botak. Saat perjalanan menuju rumah hujan mulai turun membasahi jalan raya. Gadis manis nan jelita ini bernama Zahrana, didalam perjalanan dia berdo’a kepada Allah swt sebagaimana yang dianjurkan oleh rasulullah hendaklah kita berdoa di waktu hujan turun sebagai tanda syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah swt. Dalam hati Zahrana berdoa ”Allahumma shoyyiban nafi’an” Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.

  Saat sampai dirumah setelah hari yang melelahkan, sore hari itu di depan rumah tampak seorang wanita tua sedang menunggu kedatangannya. Wanita tua itu adalah ibu kandungnya yang sekarang berusia 60 tahun. “Kenapa pulangnya lama sekali”? Tanya sang ibu, “maaf bu tadi di sekolah ada rapat penting yang harus segera diselesaikan jadi tadi zahra pulangnya terlambat” jawab gadis itu, “ya sudah cepat masuk nanti masuk angin,” kata sang ibu. Zahrana adalah nama gadis itu, dia segera masuk kedalam rumah. Ibunya selalu sendirian dirumah semenjak ayah nya meninggal setahun yang lalu. Gadis cantik ini bekerja sebagai seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah favorit yang ada di Sumatera Barat SMAN 1 Padang.

  Gadis ini berusia 29 tahun tetapi belum juga kunjung menikah. Tuntutan keluarga untuk segera menikah yang tak hanya satu dua kali terdengar sering menjadi masalah bagi gadis yang berparas anggun ini. Malam hari di meja makan mulai menyantap hidangan restoran ala masakan ibu. Dirumah yang megah itu hanya di huni oleh ibu dan anak. Sudah banyak pemuda yang datang melamar namun tak ada satupun yang mampu menakhlukan hatinya.

 
Akhirnya suatu hari datang seorang pemuda yang datang melamarnya. Pemuda itu bernama Zulkifli. Dia adalah seorang pemuda yang bertakwa dan berpendidikan tapi hidupnya masih sederhana jauh dari kemewahan. Setelah berpikir dan berumbuk selama tiga hari dan melakukan sholat istikharah. Keputusan dengan orangtua adalah menerima lamaran dari sang pemuda berwajah tampan yang memiliki akhlak mulia tersebut. Walaupun sebagai wanita cantik dan kaya namun zahrana tidak melihat pemuda itu hanya dari kekayaannya saja karena harta bukanlah satu-satunyapenilaian dalam memilih pasangan hidup. Azan maghrib telah berkumandang mari sama-sama melangkahkan kaki menuju mesjid “ajak ibunya”. Selesai berwudhu zahrana dan ibunya segera melaksanakan ibadah sholat maghrib.   

***

  Hari pernikahan pun tiba, peristiwa bersejarah yang sangat dinanti-nantikan oleh Zahrana selama ini. Tampak raut wajah yang berbahagia tengah dirasakan pengantin baru oleh Zahrana dan Zulkifli. Ribuan ucapan do’a dan selamat diberikan para tamu yang menghadiri pernikahan mereka. Pernikahan merekapun berlansung lancar dan cukup meriah.
Zahrana dan zulkifli memulai kehidupan mereka yang baru dengan cara yang sederhana. Zahrana tetap bekerja sebagai kepala sekolah dan zulkifli bekerja sebagai pedagang buah di pasar tradisonal yang ada di kota Padang. Zahrana adalah istri yang sangat taat kepada suaminya meskipun Zulkifli hanya seorang pedagang buah yang hartanya tidak begitu besar namun zahrana tetap menicintainya denga sepenuh hati, karena dia menganggap suaminya adalah seorang pemimpin dalam rumah tangga yang kelak akan membimbingnya menuju syurga.


Pernah suatu hari Zulkifli terlibat masalah dengan pedagang buah lain di pasar. Dia difitnah menjual buah yang sudah busuk kepada pembeli       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar